Rabu, 10 Maret 2010

Terpaksa Intervensi

Tadi malam, si ucrit lembur lagi dan minta tolong dijemput. Keluar kantornya 20.30, kita mampir ke Bebek Cak Eko dulu untuk makan dan ngobrol2. Sepeertinya masalah di kantornya tak lunjung membaik justru makin parah. Kalau sebelumnya dikira hanya situasional karena masalah peralihan dan sisa pekerjaan lama yang harus diselesaikan, atau karena msih adaptasi. Ternyata terus-menerus seperti itu, sering lembur, bawa pulang kerjaan dikerjakan sampai jam 2 pagi, bahkan sekarang sering ada masalah data kerjaan yang berubah. ( Mending jadi wartawan deadline cuma 2 hari begadang, masih bisa jalan kemana-mana dan ketemu hal baru, walaupun capek tapi senang)
Sudah lama aku menahan diri untuk tak intervensi, hanya jadi pendengar setia, kasih support, dan kasih masukkan . Tapi maaf sepertinya aku tidak bisa lagi menahan diri untuk tidak intervensi.
Maaf crit, aku mungkin belum jadi imam yang harus kamu turuti. Aku juga sadar bukan orang yg menanggung hidup dan kebutuhanmu, karena itu sebenarnya sama sekali tak berhak untuk intervensi, memintamu untuk berhenti bekerja disitu.
Namun,mendengar cerita-ceritamu yang sama dari hari ke hari, melihat wajah lelah, emosi dan air matamu tadi malam. Aku memintamu sebaiknya tinggalkan saja pekerjaan itu. Terserah ini dianggap sebagai sebuah intervensi atau apapun.
Jangan terlalu takut nganggur sementara. Karena jika mencari penggantinya lebih dulu kamu nggak akan sempat, karena libur saja masih dipakai untuk kerja, gimana mau ikut test di tempat lain. Aku rasa Umi juga sependapat denganku.

( Kerjaan lain masih banyak, gini-gini aku kan PK 1, gudangnya info lowongan hehehe..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar