Jumat, 19 Maret 2010

Inspirator Young On Top


Billy Boen, CEO Jakarta International Consulting

Sukses Tak Harus Menunggu Tua


Sukses dan berada di puncak karir, adalah hak semua orang. Tak perlu menunggu usia matang untuk mewujudkannya. Hal itu ditekankan Billy Boen lewat buku Young On Top, 30 Rahasia Sukses di Usia Muda, yang ia tulis. Buku tesrsebut telah 11 bulan menjadi salah satu menjadi best seller. Tak berlebihan kalau Billy Boen berani menulis tentang kiat sukses di usia muda, mengingat pada usianya yang baru 31 tahun prestasi dan karir Billy tergolong cemerlang.

Billy mendapatkan gelar Bachelor of Science dari Utah State University dan gelar Master of Bussines Administration dari State University of West Georgia, Amerika Serikat. Lulus kuliah S1 hanya dalam waktu 2 tahun 8 bulan dan lulus S2 dengan predikat cum laude, dalam waktu setahun. Billy berhasil lulus ketika umurnya belum genap 22 tahun.

Billy mengatakan meski orang tuanya berkecukupan, ia bukanlah orang kaya raya. “ Saat saya kuliah di luar negeri, ekonomi kita sedang sulit-sulitnya, rupiah jeblok. dana yang dianggarkan orang tua yang sebelumnya diperkirakan bisa untuk 4 tahun sampai saya lulus, ternyata hanya cukup untuk 8 bulan,” ujar pria kelahiran 13 Agustus 1978 ini. Kondisi tersebut membuatnya termotivasi untuk secepat mungkin lulus.

Selepas kuliah, tepatnya Januari 2001, Billy kembali ke Indonesia dan bekerja pada PT Berca Sportindo, distributor tunggal merk Nike, sebagai Assistant Product Line Manager untuk divisi footwear, setahun kemudian Billy dipromosikan menjadi Product Line Manager untuk semua produk. Billy juga sukses membawa Umbro, masuk ke Indonesia. Pada waktu yang sama ia dipercaya Siti Hartati Murdaya, pemilik CCM grup, untuk membuat konsep League, merek lokal produk olahraga dan gaya hidup yang mulai diluncurkan pada bulan Juni 2004.

Saat umurnya 26 tahun, Billy telah menjabat sebagai General Manager, distributor tunggal merek Oakley. Di bawah kepemimpinan Billy, perusahaan yang sebelumnya hanya memiliki kurang dari 100 karyawan, berkembang menjadi lebih dari 250 karyawan. Ketika berusia 29 tahun, dia dipercaya untuk memegang tiga perusahaan yang berada di divisi F&B naungan MRA Group yaitu Hard Rock Café Jakarta, Bali dan HaagenDazs.

Kini di usianya yang ke 31, Billy tengah mengembangkan bisnisnya sendiri, yang didirikan bersama rekannya Rudi Buntaran yang merupakan pemilik Optik Seiz. Billy menjabat sebagai CEO di Jakarta Interntaional Management (JIM), dan Jakarta International Consulting (JIC). JIM bergerak di bidang Agency Model, Artist Management, Photography, Fashion Consulting, Design, dan performing academy yang bekerjasama dengan Fashion TV Indonesia. Sementara JIC bergerak dalam bidang Mall Marketing and Promotion Consulting, Digital Solution Consulting, Human Capital, hingga Event Consultant.

Selain itu, Billy juga menjabat sebagai Direktur di Majalah Rolling Stone Indonesia, membantu Andy F. Noya yang kini menjabat Presiden Direkturnya. Tahun lalu, buku Young On Top karya Billy mulai ramai dibicarakan setelah dibahas di tayangan Kick Andy.


Saat ini, Billy juga tengah sibuk mengembangkan brand dari bukunya “ Saya ingin Young On Top tidak hanya menjadi sebuah buku, saya ingin manfaatnya lebih luas, saya telah membawa ini sebagai sebuah talkshow di radio, saya menulis di Kick Andy, lalu masuk ke Kaskus juga, dan sedang berusaha menjadi acara talkshow di TV,” ungkapnya. Pada acara tersebut Billy mengundang orang-orang yang sukses di bidangnya untuk berbagi cerita dan serta kiat-kiat suksesnya.

Meski banyak hal telah dicapainya, Billy merasa masih banyak yang harus dikejarnya. Billy sependapat dengan ungkapan success is a journey not a destination. Menurutnya, sukses itu sesuatu yang harus dicapai namun kriterianya terus berkembang, sehingga lebih seperti perjalanan. “Sebagai penulis awalnya kriteria sukses saya adalah ketika buku diterbitkan, setelah itu saya ingin jadi best seller. Setelah jadi best seller saya ingin dibaca lebih banyak orang lagi, begitu seterusnya, ” ujar Billy.

Rencana Billy kedepan adalah akan mendirikan Rolling Stone Cafe di Jakarta yang merupakan Rolling Stone Cafe ke dua di dunia. “ Bersama beberapa partner, rencananya sebelum pertengahan tahun kita sudah buka di Jakarta, dan dua tahun lagi buka juga di Bali,” ujar Billy.

Billy mengaku apa yang berhasil dicapainya, ia peroleh karena berusaha selalu konsisten melakukan 30 hal yang ia tuliskan di bukunya. “ Yang saya tulis disitu sebenarnya tidak ada yang rahasia, itu common sense, semua orang tahu, tapi jika kita benar meyakininya, kita akan selalu mencoba konsisten melakukannya,” ujarnya.

Menurut Billy, hal yang paling berpengaruh membentuk karakternya adalah keluarga. Billy mengaku diarahkan namun tanpa harus merasa disuruh apalagi dengan paksaan. Karena ketika suatu keputusan ataupun tindakan, dilakukan atas keinginan sendiri, tentu semangatnya berbeda dengan jika hanya sekedar memenuhi keinginan orang tua, apalagi jika terpaksa.

Selain itu orang tua Billy selalu menantangnya untuk berpikir kreatif. “ Kalau kebanyakan orang tua menasehati anaknya untuk berhemat dan menabung, Ayah saya justru menganjurkan jika punya keinginan, jangan menghemat dan menabung,” ungkap putra dari pasangan Henry dan Liana Boen ini.Daripada menabung, lebih baik berpikir bagaimana caranya mendapatkan uang lebih banyak lagi agar mampu lebih cepat mendapatkan barang yang diinginkan. “Dengan cara itu, otak kita ditantang untuk berpikir keras dan kreatif, mencari cara. Asalkan jangan yang negative ya,” imbuh Billy. Hal tersebut memperluas cara pemikirannya sehingga tanpa disadari menjadi lebih kreatif, serta memotivasinya untuk berusaha lebih keras.

Billy sadar jika tidak semua orang memiliki keluarga yang mampu membiayai kuliah di luar negeri, namun menurutnya hal itu bukanlah sebuah alasan untuk tidak bisa sukses. “ Billy bisa sukses, karena orang tuanya cukup mampu, lulusan luar negeri dan sebagainya, sedangkan kita tidak. Pernyataan itu sering terlontar ketika saya jadi berbicara di kampus-kampus,” ungkap Billy. Setiap kali pernyataan itu muncul Billy selalu menjawab, tidak ada satu kalimatpun di bukunya yang mengatakan, untuk sukses harus lulusan luar negeri atau harus anak orang kaya. “ Itu hanya excuse saja, buktinya apa semua orang yang lulusan luar negeri pasti sukses ?,” ujarnya.

Billy mencontohkan beberapa temannya yang juga lulusan luar negeri, banyak yang karirnya biasa-biasa saja, bahkan ada yang susah. Sebaliknya, banyak orang yang latar belakangnya sulit juga bisa sukses. Ali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar