Selasa, 02 Maret 2010

Inspirator

Rudy Lim, Motivator, Founder & CEO Young Enterprise

Pernah Makan Nasi dengan Seduhan Bumbu Mie Instan

Meski usianya baru 28 tahun, Penampilan dan kata-kata Rudi Lim, sebagai pembicara dalam tiap seminar ataupun training motivasi yang dilakukannya selalu mampu membius, menginspirasi, dan memotivasi pesertanya. Karena kemampuannya, Rudi Lim kemudian dijuluki, Inspirator Muda No 1 Indonesia. Sebelum namanya dikenal sebagai seorang motivator, kisah hidup Rudi Lim yang penuh perjuangan, juga sangat Inspiratif.

Untuk bisa memotivasi dan menginspirasi banyak orang, tentu bukanlah hal mudah. Apalagi dengan usianya yang masih muda, awalnya tentu ada saja yang meragukanya. Tau apa anak muda ini soal hidup?. Pandangan awal seperti itu, diakui Rudi kerap dirasakannya. Namun Rudi mengaku hal itu justru yang memotivasi dirinya untuk membuktikan kemampuannya. “Saya sering bicara di hadapan orang yang usianya lebih tua, dengan pengalaman hidup dan karir jauh lebih banyak dari saya, tapi saya bisa memotivasi mereka dengan semangat anak muda. Mereka juga pernah muda, saya coba bangkitkan kembali semangat dan motivasi mereka,” papar Rudi.

Rudi Lim, lahir dan dibesarkan di sebuah kota kecil, Bagansiapiapi, Riau. Rudi berasal dari keluarga sederhana, yang secara ekonomi tergolong menengah ke bawah. “ Saat anak-anak lain punya Gamewatch saya tidak, saat remaja teman-teman punya motor saya cuma punya sepeda, namun untuk pendidikan saya cukup diperhatikan orang tua,” ungkap Rudi. Kondisi ekonomi yang membuat Rudi kerap merasa tidak sama dengan teman-temannya, memicu semangatnya untuk suatu saat bisa berhasil. “ Saya dendam, namun dalam artian yang positif,” ujar pria kelahiran 11 Agustus 1982 ini.

Tahun 2000, Rudi merantau ke Jakarta untuk menimba ilmu sekaligus mengadu nasib. “ Saya diberi bekal uang Rp 10 juta dari orang tua untuk modal hidup di Jakarta,” ungkapnya. Belakangan Rudi baru tahu kalau ternyata bekal itu diperoleh orang tuanya dari hasil menjual perhiasan emas yang dimiliki.

Di Jakarta, Rudi mendaftar kuliah di Universitas Bina Nusantara, jurusan Komputer Akuntansi. “ Waktu itu lulus ujian masuk grade B, jadi biaya kuliahnya untuk tahun pertama 8,7 juta,” ungkapnya. Bekal Rp 10 juta yang awalnya dirasa cukup besar, ternyata di Jakarta tidak ada nilainya. “ Waktu itu, namanya juga anak baru lulus SMA duit 10 juta, sepertinya besar,”, ujarnya.

Dengan sisa uang yang ada sebesar Rp 1,7 juta, Rudi harus bisa bertahan hidup di Jakarta, karena ia punya komitmen tak akan lagi minta tambahan biaya dari orang tua. “ Uang segitu, dipakai untuk bayar kos dan biaya hidup,” ungkapnya. Rudi akhirnya mencoba bertahan hidup dengan bergabung di usaha MLM. “ Tiap hari, saya tawar-tawarkan barang, banyak ketemu orang untuk presentasi dan sebagainya,” ungkapnya.

Untuk menghemat biaya hidup, Rudi lebih sering makan mie instant. “ Saya beli mie, yang mereknya paling murah, kalau lagi dapat duit baru makan nasi padang,” kenangnya. Satu hal yang paling diingatnya adalah, Jika masak mie instant lebih dari satu porsi, ia selalu menyisakan dan menyimpan bumbu mie instant, dan saat benar-benar tak punya uang, Rudi pernah beli nasi putih sebungkus, yang dimakannya hanya dengan bumbu mie instant yang diseduh air panas.

Kesulitan hiduplah yang memotivasinya untuk maju. Usahanya bergabung di usaha MLM cukup berhasil. Rudi akhirnya bisa membayar sendiri uang kuliahnya saat masuk semester tiga.Rudi beberapa kali berhasil dapat bonus jalan-jalan ke luar negeri. Karena prestasinya Rudi juga kerap diminta jadi pembicara untuk memotivasi anggota lain. Kemampuannya berbicara di depan public dan memotivasi orang pun kian terasah.

Tahun 2007, Rudi memilih keluar dari bisnis MLM. Ia menganalisa dirinya dan merasa lebih tertarik memotivasi orang. “ Kalau terus di MLM paling saya jadi sales distributor saja, meskipun tingkatannya diatas,” ungkapnya. Rudi kemudian memperdalam kemampuannya memotivasi dengan membaca berbagai buku dan berani untuk investasi mengikuti berbagai seminar dan training dari guru-guru sukses, motivator dan trainer dari dalam maupun luar negeri, seperti Mr Andrew Ho, dan Billi P.S Lim, dan lain-lain.

Dua hal yang menggugah Rudi adalah saat melihat tagline sebuah seminar motivasi, yang menuliskan kalimat Maukah anda keliling Indonesia, tinggal di hotel mewah, dan dibayar pula. Hal lain yang menggugahnya adalah isi buku The Secret, yang saat itu baru masuk ke Indonesia. Saat itu Rudi, sudah memantapkan diri ingin jadi Motivator, dengan bayaran 10 juta untuk satu kali seminar.

Pengalaman pertama Rudi menjadi trainer motivasi yang dibayar, di luar lingkup perusahaan MLM, adalah saat diminta seorang teman yang bekerja di sebuah perusahaan asuransi terkemuka. Keinginannya terwujud, ia dibayar Rp 10 juta saat itu. Hasilnya memuaskan, para sales agen grup tersebut dari 25 peserta semua berhasil mencapai target, dan sebagian diantaranya mendapat bonus keluar negeri.

Selanjutnya Rudi mulai memproklamirkan diri sebagai Motivator ke public, mendirikan dan Young Enterprise sebagai wadahnya. Rudi juga membuka website, dan memanfaatkan situs jejaring social seperti Facebook, Twiter dan juga Blog untuk sarana publikasi. Rudi menyadari, di masa awal dimana orang belum banyak mengenalnya, orang akan mempetanyakan siapa Rudi Lim. Karena itu Rudi aktif sebagai penulis tetap di situs milik Andrie Wongso, motivator ternama, aktif juga sebaai kolumnis di www.andrewho-uol.com, University of Life, dan menjadi pengasuh rubric motivasi di www.bagansiapiapi.net.

Selanjutnya Rudi kerap menyelenggarakan seminar sendiri, atau dipanggil sebagai pembicara dan trainer di seminar motivasi. “ Saat awal-awal bikin seminar sendiri, saya tidak cuma jadi pembicara tapi semua saya urus sendiri, sampai cetak dan bagi brosur juga pernah saya lakukan sendiri,” ungkapnya. Kepiawaian Rudi melihat peluang, bekerjasama dengan berbagai pihak, memanfaatkan semua potensi yang ada, membuatnya makin dikenal. Ali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar