Senin, 26 April 2010

Redemtion Song

Gara-gara waktu nongkrong di deket museum fatahilah denger Redemtion Song nya Marley yang di cover ama cewek, mengalun dari radionya tukang teh botol. Jadi penasaran pengen denger lagi. Ternyata Rihanna yang bawain, dan itu lagu buat misi sosial kayaknya. Keren sih liriknya...

Old pirates, yes, they rob I;
Sold I to the merchant ships,
Minutes after they took I
From the bottomless pit.
But my hand was made strong
By the 'and of the Almighty.
We forward in this generation
Triumphantly.
Won't you help to sing
This songs of freedom
'Cause all I ever have:
Redemption songs;
Redemption songs.

Emancipate yourselves from mental slavery;
None but ourselves can free our minds.
Have no fear for atomic energy,
'Cause none of them can stop the time.
How long shall they kill our prophets,
While we stand aside and look? Ooh!
Some say it's just a part of it:
We've got to fullfil the book.

Won't you help to sing
This songs of freedom-
'Cause all I ever have:
Redemption songs;
Redemption songs;
Redemption songs.
---
Emancipate yourselves from mental slavery;
None but ourselves can free our mind.
Wo! Have no fear for atomic energy,
'Cause none of them-a can-a stop-a the time.
How long shall they kill our prophets,
While we stand aside and look?
Yes, some say it's just a part of it:
We've got to fullfil the book.
Won't you have to sing
This songs of freedom? -
'Cause all I ever had:
Redemption songs -
All I ever had:
Redemption songs:
These songs of freedom,
Songs of freedom.

Sambil cari lagu ini, iseng cari2 lagu lama, nemuin " Yang Menangis" punya Edo Kondologit. Merinding gw denger lagu ini, musiknya dari Erwin Gutawa dan penjiwaan Edo yang bikin lagu ini demikian kuat, didukung lirik yang kuat juga.
Beda banget ama lagu-lagu jaman sekarang.

Jumat, 16 April 2010

Teks yang Multitafsir

Sebuah teks ternyata memang selalu punya peluang untuk diartikan berbeda (multitafsir). Teks yang menggunakan kata- frasa- kalimat yag disusun berdasarkan kaidah yang dianggap dapat dipahami umum saja, ternyata masih multitafsir. Apalagi tulisan di blog ini yang ditulis ngasal, spontan, tak terstruktur dan sekedar bertujuan untuk ekspresi diri, tentang perasaan dan harapan (asa & rasa)penulisnya.Tentu akan semakin multitafsir bahkan rancu maknanya jika dibaca orang lain. Orang tentu juga berhak menafsirkannya apa yang dibacanya.


Sebuah kesalahan yang baru saya sadari adalah, asa dan rasa yang sifatnya personal ini, saya tulis di media yang bisa diakses banyak orang. Sehingga menimbulkan penafsiran-penafsiran yang beragam dari pembacanya.

Akhirnya saya paham juga, bahwa blog tak akan dapat menggantikan sebuah diary. Sifat sebuah blog yang bebas dan bisa dibaca semua orang membuatnya tidak bisa menampung hal-hal yang sifatnya personal, karena bisa jadi ada pembaca lain yang menafsirkannya secara berbeda.

Jadi tak semua hal akan saya bagi disini....

Kamis, 08 April 2010

inspirator

Zainal Abidin, Entrepreneur, Penulis Buku, Rektor Institut Kemandirian

Mantan Sopir Truk yang Maju Karena Selalu Mencari Tantangan Baru


Tak pernah mau terjebak di zona nyaman yang dianggapnya sebagai penjara mental untuk berkembang, membuat Zainal Abidin terus mencari tantangan baru.

Pernah mencapai jabatan tinggi sebagai karyawan, Zainal Abidin yang akrab dipanggil Jay, justru banting stir menjadi entrepreneur. Beberapa kali gagal dalam usaha tak membuatnya putus asa hingga akhirnya menuai kesuksesan. Jay kemudian terjun ke dunia pendidikan dan sosial, dengan aktif melakukan kegiatan pelatihan wirausaha. Kini dengan segala yang telah dicapainya Jay mulai kembali gelisah mencari tantangan baru.

Ditemui di Institut Kemandirian yang berada di salah satu gedung di komplek Panasonic Manufacturing, Jakarta Timur, Jay saat ini menjabat sebagai Rektor Institut Kemandirian. Institusi tersebut adalah sebuah lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pelatihan ketrampilan dan kewirausahaan. “Di sini konsepnya seperti Balai Latihan Kerja yang mengajarkan ketrampilan, tapi dari awal mindsetnya juga diarahkan untuk jadi wirausaha tidak hanya punya ketrampilan untuk kerja,” ungkap Jay. Tempat pelatihan ketrampilan dan usaha ini ditujukan untuk para pengangguran yang tidak mampu, karena itu tidak dipungut biaya.

Jay dilahirkan di Jakarta 20 oktober 1968, pendidikan dasar dan menegahnya diselesaikan di Jakarta. Putra asli Betawi ini kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Tahun 1991, Jay sempat dinobatkan sebagai mahasiswa teladan antar perguruan tinggi se-Indonesia.

Jay juga berhasil lulus kuliah dengan empat predikat sekaligus, lulus tercepat, lulus termuda, dengan Indeks Prestasi tertinggi dan terpopuler.

Selepas kuliah, Jay yang tak ingin mengganggur sempat nyambi kerja menjadi sopir truk pasir, hingga akhirnya ikut kursus jointing kabel telepon di PT Telkom. Jay lalu bekerja menjadi juru sambung kabel telepon, di sebuah perusahaan rekanan PT Telkom.

Berani menerima tantangan adalah salah satu karakter yang ada pada diri Jay. Meski tak punya pengalaman tentang teknologi lampu lalu lintas berbasis komputer, ia langsung menangani instalasi sistem lampu lalu lintas (Area Traffic Control System) di DKI Jakarta. Puncak karir Jay di dunia kerja adalah menjadi Direktur Operasional di PT Sariyana Rizki Utama pada tahun 1997.

Ketika posisinya sudah berada di jajaran atas, Jay justru memilih keluar. “ Karena saya merasa sudah tidak mungkin naik lebih tinggi lagi di perusahaan. Kalau hidup sudah tidak ada tantangan lagi, tidak ada lagi yang ingin dicapai berarti tinggal menunggu turun,” ungkap Jay. Jay pun membuka beberapa usaha. “Waktu saya mulai usaha, saya punya modal yang cukup besar sehingga bisa membuka beberapa jenis usaha sekaligus,” ungkapnya. Jay pernah memiliki tempat cuci cetak foto, pernah punya bengkel sepeda motor AHASS dan beberapa usaha lain. Namun karena tidak fokus akhirnya usahanya terbengkalai. Sampai akhirnya Jay memperoleh beasiswa untuk belajar d Australia, lewat Indonesia Australia Specialised Training Project (IASTP) dan Deperindag pada tahun 2002.

Sepulang dari Australia, Jay kembali merintis beberapa usaha dan aktif menulis buku. Buku-buku yang ditulis Jay jumlahnya kini telah mencapai 94 judul dan 11 di antaranya juga terbit dan beredar di Malaysia. “Penerbit di sini ternyata ada kerja sama dengan penerbit Malaysia, akhirnya buku saya diterbitkan juga di sana, ada yang diterjemahkan ke bahasa Melayu dan Inggris,” papar Jay. Jenis buku yang ditulis Jay sangat beragam mulai dari tentang peternakan, ketrampilan seni styrofoam, air brush, mengolah kain perca, kerajinan kulit telur, kisah-kisah sahabat Rasul, hingga komik. “Saya pernah belajar beberapa ketrampilan, itu saya tuangkan ke buku. Untuk komik, saya nggak bisa gambar jadi hanya tulis ceritanya,” terang Jay.

Beberapa judul bukunya ia terbitkan sendiri lewat bendera Britz Trans Zona yang ia dirikan. Britz Trans Zona bergerak di bidang konsultan, event organizer, investasi dan penerbitan. “ Untuk penerbitan sementara khusus menerbitkan buku-buku saya sendiri, di luar yang diterbitkan penerbit lain,” ujarnya. Selain itu Jay juga punya usaha molding yang mencetak mesin-mesin industri dan punya saham Bakmi Tebet di Mekkah dan Anyer. “ Yang di Mekah hanya buka saat awal Ramadhan hingga akhir Ramadhan,” ujarnya.

Aktifitas Jay yang lain adalah sebagai salah satu pembina pada Komunitas Tangan Di atas, rutin mengasuh acara motivasi, power of life di radio Trijaya FM dan beberapa radio lain serta sesekali mengisi acara Titian Qalbu, sebuah acara rohani di TVOne, yang ditayangkan pada jam 03.30 - 04.30 WIB. Jay juga diberimandat oleh Dompet Dhuafa untuk memimpin Institut Kemandirian. Kini dengan segala yang telah dicapainya, Jay mengaku mulai merasa harus mencari tantangan baru agar bisa terus berkembang. Ali

Rabu, 31 Maret 2010

Pemimpin Hebat


Pagi Ini saya buka FB, dan melihat status dari Bang Pea, tentang seorang wartawan senior yang pernah jadi pimpinannya dulu Bob Hutabarat yang telah meninggal dunia. Saya tidak pernah mengenal langsung sosok Bob Hutabarat karena beda jauh generasinya. Namun membaca coment-coment dari rekan-rekan dan mantan anak buahnya di FB, saya membayangkan beliau adalah sosok pemimpin hebat yang begitu dihormati, oleh anak buahnya. Bisakah saya menjadi seperti itu, meski dalam lingkup yang lebih kecil?
Said Surung Hutapea Hari ini, Rabu (31/3) Bob Hutabarat, mantan wartawan Kompas dan mantan Pemred Sriwijaya Post dimakamkan di Jaksel. Bagi para sahabat kita mendapat pelajaran berharga dari perjalanan hidupnya: Bahwa hari-hari yang baik memberikan kebahagiaan; hari-hari yang kurang baik memberikan pengalaman; kedua-duanya memberikan arti dan pelajaran berharga bagi kita yang ditinggalkannya. Selamat jalan Bang Bob...
Today at 4:57pm · ·
Steve H Prabowo
Steve H Prabowo
Hah? Aku baru tahu, Pe. Ikut berdoa aja untuk arwah dia.
Today at 5:12pm
Rahmad Sukarman
Rahmad Sukarman
semoga damai di alam nya dan diberikan kemudahan untuk keluarga yg di tinggalkan
Today at 5:29pm
Yamin Mohammad SAch
Yamin Mohammad SAch
Wah aku baru tau pak cik dah meninggal.. kyknya aku tadi sempat sepintas liat di statusnya b' tres tapi aku ga' baca.. sungguh pengalaman berharga pernah aku dapat dari bob hutabarat. ketika sriwijaya post disensor, dia panglima yang berani dan lihai walau pun kita dimarah-marahin. Aku ingat waktu dia argumentasi sama yran soal pentingnya azas ... See Morekehati-hatian dalam pemberitaan, dia bilang, "dek aku ini cari makan..." dan yran juga bilang, "aku cari makan juga pak cik.." kita saling menyakiti, tapi setelah itu tim kita jadi tangguh dan saling melindungi. pak cik mengamankan pengganggu-pengganggu berseragam di luar dan kita jadi satpam di dalam tidak ada satu pun orang yang boleh masuk ruang redaksi kecuali wartawan. sebuah pengalaman yang sangat berharga..selamat jalan pak cik, tak akan terlupakan..
Today at 5:42pm
Steve H Prabowo
Steve H Prabowo
Kalo soal itu, rasanya aku lebih cenderung belain sikap Yran. Pak Cik, menurut aku, sangat kompromistis. Yran punya komentar?
Today at 5:57pm
Yamin Mohammad SAch
Yamin Mohammad SAch
aku si'.. aku kalo gak konflik sama Pak Cik di palembang mana mungkin aku mewujudkan mimpi bekerja untuk timor .. gara-gara Pak Cik, Om Valens terpaksa terima aku ikut tim Dili
Today at 6:01pm
Hesma Eryani
Hesma Eryani
Bang pea tks dah ngasih dah nulis tentang pak Cik. Bagiku Bang Bob, begitu aku menyapanya, punya kenangan tersendiri. Sebagai Pemred dia pasang badan ketika saya dipanggil Kajati gara-gara tulisanku di halaman opini Sriwijaya Post, dan ketika Pemprov Sumsel sangat ingin mengkooptasi Sriwijaya Post. saya termasuk salah satu orang yang sangat ... See Morediinginkan Pemrov Sumsel dipecat dari Sripo (saya waktu itu ngepos di Pemprov).
Bang Bob, bersama bang Atu (abadi Tumenggung) membuat saya berani dan tegar. "Kau tenang saja, teruslah bekerja, biar saya yang hadapi, ini urusan saya"katanya. Kini kalimat itu kembali menggetarkan kalbu saya. Bang Bob mengajari saya menjadi wartawan yang memiliki harga diri. Dia juga sangat menghargai keyakinan saya. Dia tak melupakan anak buahnya. Saya pernah menelponnya ketika dia menjadi Pemred koran Jakarta (maaf kalau saya salah), dan dia menyambut dengan sangat akrab sembari menyebutkan ciri-ciri khas yang membuat saya yakin dia tidak basa-basi mengingat saya.
Damailah di alam sana Banb Bob, mudah2n banyak bob baru yang meneruskan idealismemu....akh....jadi ingat tulisannya berjudul Tangisan di Tengah Kebun Karet yang meraih penghargaan itu....
@Bang Yamin apa kabar? kangen nih....
Today at 6:30pm
Pelita Nur Aminy
Pelita Nur Aminy
gara2 pak cik aq bnyk mendapat pelajaran tentang kehumasann dan menjalin relasi sebanyk2nya, karena ditangan dia lembaga yg dipimpinnya memiliki humas,sebuah divisi langka u surat kbr diplg.selamat jln pak cik..
Today at 6:32pm
Yamin Mohammad SAch
Yamin Mohammad SAch
@hai hesma .. kabar baik.. kita sudah kehilangan 2 pemimpin kontroversial dalam style yang berbeda ..
lanjut .. siapa berikutnya ?.....
Today at 6:36pm
Steve H Prabowo
Steve H Prabowo
siapa sikoknyo, Mya? Selain Pak Ci, siapa lagi yang sudah pergi?
Today at 6:38pm
Fj Adjong
Fj Adjong
pak cik, selamat jalan. masih tersimpan kenangan manis. dia ajarkan bagaimana hidup ini mengalir dan enteng saja di dalam menghadapi hal2 yang berat
Today at 6:42pm
Yamin Mohammad SAch
Yamin Mohammad SAch
@stiv: oooi kau tu ca' ida' tau bae her .. senhõr valdo lah .. the first and only ..
lanjut ..
Today at 6:50pm
Steve H Prabowo
Steve H Prabowo
@ Pea: Sorry Pe, aku ga perhatiin FB (lagi nulis), sehingga sapaanmu di chat ga lihat. Begitu lihat, eh lu udah offline. Aku ikut sedih dengar ceritamu. Semoga itu tidak menggambarkan perjalan Pak Ci ke surga ya.

@ Mya: Oh, Tiu Valdo maksud awak. Kau masih simpan foto-foto di Ambon bersama Tiu Valens? yang juga da Tiu Ben Oleona, Adrizon, Tommy dan lain-lain?
Today at 7:00pm
Ida Setyorini
Ida Setyorini
Bang Bob salah satu mentorku waktu baru masuk kompas. dia salah satu yan berkesan buatku krn kocak dan apa adanya.
Today at 9:09pm
Yusran Hakim
Yusran Hakim
Innalillahiwainalillahi rojiun... Selamat jalan pakcik. Sorry, aku baru tau berita ini, justru dari mas Setip.. Pe, kau gak sopan juga gak ngasih kabar ke kita-kita. Kalo tau, paling gak kan bisa ngelayat beliau untuk terakhir kalinya.
@Mya: "saling menyakiti"...entahlah, mungkin begitu rupa yang kasat mata (mungkin juga di hati), tapi aku lebih ... See Morecenderung (sekarang ini) melihat itu sebagai bagian dari proses, pembelajaran, cara bersikap, berprinsip...yang membuat jadi seperti apa kita sekarang... Dan Bob Hutabarat adalah salah satu bagian yang membentuk itu, gak akan pernah ternisbihkan...
Today at 9:50pm
Said Surung Hutapea
Said Surung Hutapea
Bos Yran, sy juga baru tahu td pagi setelah baca Kompas. Langsung sy jalan ke Pondok Cabe...
Today at 10:03pm
Hastry Forensik
Hastry Forensik
SY DIKIRIMIN WARTA NYA...JD ADA SAYA DAK?
Today at 10:06pm
Steve H Prabowo
Steve H Prabowo
Pea, bener Yran ... apalagi rumah kita deket Pondo Cabe
Today at 10:07pm
Yamin Mohammad SAch
Yamin Mohammad SAch
aku terakhir ketemu pak cik di sabang tahun 2004 waktu aku pulang libur ke jkt, kebetulan sama-sama kelaparan makan sate. dia sama temennya. waktu itu dia bilang sudah hampir pensiun(?). kami ga' banyak ngobrol cuma basa-basi dia tanya kenapa aku berani terus-terusan ninggalin keluarga untuk kerja di timor. aku bilang, "aku suka." abis itu kami salaman, pisah dan ga' pernah ketemu lagi ..
11 hours ago
Machsus Thamrin
Machsus Thamrin
Pak cik, maafkan saya sempat marah ketika Pak Cik membiarkan "Humas keparat" itu memasuki ruang produksi kita dan Pak Cik mempersilakan dia menandatangani lembaran pracetak itu. Padahal waktu itu Iyal Azis udah mau menghantam orang itu. Namun kematangan Pak Cik, membuat dampak sensor itu begitu dasyat, koran waktu itu tetap terbit. Keesokan ... See Moreharinya berita penyensoran itu menjadi tajuk di harian Kompas, karena ditengah angin keterbukaan yang mulai didengungkan rezim orde baru, dengan Mendagri Rudini, apa yang dilakukan Ramli Hasan Basri, menjadi sebuah anomali.

Jadinya dasyat, Ramli Hasan Basri meminta maaf dan dia jadi bulan-bulanan pers nasional. Apa jadinya kalau Pak Cik membiarkan preman itu kita hajar di kantor kita, barangkali nasib kita sebagai wartawan berakhir disitu dan kita tercatat sebagai wartawan preman juga. Selamat jalan Pak Cik, jasamu selalu kuingat, dan apa yang Pak Cik berhasil menanamkan kebanggaan sebagai wartawan kepada kami, hingga kini.......
2 hours ago

Inspirator

Joe Hartanto, Entrepreneur, Investor Properti, Penulis Buku

Juragan Properti yang Pernah Jadi Tukang Ngepel Lantai

Joe Hartanto adalah seorang entrepreneur dan investor properti yang mengawali semua usahanya dari nol. Setelah berkali-kali jatuh bangun dalam hidupnya, saat ini ia telah berhasil memiliki portofolio investasi properti yang menghasilkan passive income dan berbagai divisi usaha yang menguntungkan, dari retail, pendidikan, hingga apotek. Bagaimana kisah perjuangan Joe Hartanto, untuk bisa kembali bangkit dari kehancuran.

Joe terlahir dari keluarga sederhana. “Saya dulu saat masih sekolah sering malu ketika ditanya apa pekerjaan orang tua saya, karena ayah saya adalah pedagang dan pelatih anjing,” ungkap Joe. Sejak kecil Joe juga dididik untuk tidak bergantung pada orang tua dan selalu mendapatkan sesuatu lewat usaha. Joe menceritakan masa kecilnya di Bandung, ia sering kali pagi-pagi harus naik sepeda sejauh 5 km dari rumahnya ke tempat pemilik anjing untuk menjemput anjing yang akan dilatih.
Meski bukan dari keluarga kaya, orang tua Joe berharap Joe sebagai anak pertama bisa memperoleh gelar pendidikan yang tinggi. Joe sendiri mengaku bukan orang yang punya kemampuan istimewa secara akademik, ia bahkan mengatakan bahwa ia kuliah hanya untuk menyenangkan orang tuanya.
Lulus kuliah, Joe sempat bekerja di beberapa perusahaan. Awalnya pindah-pindah karena tidak puas, terakhir ia mendapatkan pekerjaan yang cukup bagus, menjadi kepala cabang sebuah perusahaan trading yang memberi gaji dan fasilitas yang cukup baik untuk ukuran saat itu. Istrinya yang bekerja pada sebuah pengembang apartemen, mendapat fasilitas untuk menempati unit apartemen yang belum terjual. Tapi karena itu hanya fasilitas yang diberikan kantor dan bukan milik sendiri, ia sadar itu tidak akan ia miliki selamanya. Karena itu, Joe juga mulai merintis usaha-usaha sampingan dan cukup berhasil.
Namun Joe akhirnya harus kehilangan segala hal yang bisa dinikmatinya saat itu, ia mengalami kebangkrutan yang mendadak. Joe mengaku karena keserakahannya dalam berbisnis, ditambah minimnya pengalaman, semua yang dimilikinya hancur dalam waktu cepat akibat tertipu rekan bisnisnya. Kejatuhan yang mendadak itu membuat Joe merasa sangat depresi, paranoid bahkan sempat terlintas keinginan untuk mengakhiri hidup.
Namun Joe memiliki istri yang selalu setia mendampingi dan ada teman-teman baru yang mau membantu. “Tapi karena istri saya selalu mendampingi saya yang depresi, akhirnya dia sendiri tidak bekerja dan kita tidak berpenghasilan,” kenangnya. Masa-masa sulit itu Joe mengaku sering berhari-hari hanya makan mi instan.
Motivasi Joe mulai tumbuh lagi ketika membaca buku-buku karya Robert Kiyosaki, seperti Rich Dad Poor Dad dan Cash Flow Quadrant, Berpikir dan Berjiwa Besar karya David Scwartz, Creating Wealth karya Robert G. Allen. Saat itu, tahun 1999 buku-buku Robert Kiyosaki belum beredar di Indonesia. Joe mendapatkan buku-buku tersebut dari seorang temannya yang membelikannya sewaktu pergi ke Australia.
Joe pun kembali merintis bisnis-bisnis baru mulai dari jual beli mobil, kerajinan tangan, MLM, jadi pemborong taman dan sebagainya. Tahun 2000, Joe bisa membeli rumah di daerah Serpong, istrinya melahirkan putri mereka, dan ia pun mulai mendirikan bisnis baru bersama beberapa temannya. Namun bisnis tersebut akhirnya juga terhenti di tengah jalan.
Kebangkrutan kedua disikapi Joe secara lebih positif. saat itu Joe memutuskan untuk pergi ke Amerika meninggalkan anak dan istrinya, untuk bekerja sekaligus mencari wawasan. “Waktu itu saya berpikir saya harus bekerja dulu lagi untuk cari modal,” ungkap lelaki kelahiran 1970 ini. Joe ke Amerika dengan harapan memperoleh pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi
Dengan ongkos pinjaman dari mertua, dan visa turis, Joe nekat bekerja di Amerika. Di negeri Paman Sam, Joe menggeluti tiga pekerjaan sekaligus. “Saya kerja fisik sehari 16-18 jam,” kenangnya. Joe bekerja di minimarket 7 Eleven sebagai pelayan toko, dari pukul 23.00–08.00 pagi. Joe sengaja memilih shift malam karena bayarannya lebih tinggi dan bisa bekerja di tempat lain pada siang harinya.
Dari pukul 09.00-15.00 sore, Joe bekerja di deli (semacam kafe) di sana ia bertugas mengepel lantai, membuang sampah, membuat sandwich hingga mengantar pesanan makanan dengan berjalan kaki di kawasan sekitar tempatnya bekerja. “Saya paling suka jadi deliveryman karena sering dapat uang tip,” ujarnya.
Deli tempatnya bekerja tutup setiap Sabtu-Minggu, jadi tiap Sabtu, selepas pulang dari 7 Eleven, Joe bisa bekerja membersihkan lorong apartemen yang katanya honornya lumayan. Joe hanya libur pada hari minggu dan itu ia pergunakan untuk mengurus keperluan hidupnya sendiri. “Tiap minggu saya ke laundry lalu belanja kebutuhan makanan dan keperluan pribadi lainnya dan sedikit beristirahat. Joe menjalani kehidupan seperti itu selama 730 hari.
Setelah kurang lebih dua tahun di Amerika, tahun 2003 Joe pulang ke Indonesia, dengan tekad yang sama ingin kembali memulai bisnis baru dengan bekal hasil kerjanya selama dua tahun di Amerika. Joe yang pernah dua kali bangkrut menjadi lebih cermat memilih bisnis, ia juga menjadi lebih sering belajar membaca buku dan mengikuti berbagai seminar. Joe mengaku tidak takut gagal, karena situasi terburuk sudah pernah ia rasakan, tapi juga tak ingin kembali gagal.


Joe lalu bertemu dengan Purwacaraka, lewat pembicaraan yang cukup lama, akhirnya Joe mendirikan cabang sekolah musik Purwacaraka. Saat itu pula Joe mulai tertarik pada investasi properti karena modal mendirikan sekolah musik, bukan berasal dari tabungan kerjanya selama di Amerika tapi justru didapat dari menjaminkan rumah tinggal yang dibeli pada tahun 2000 di Serpong. “Dulu belinya 140 juta, namun dengan jaminan rumah itu saya bisa dapat pinjaman modal usaha senilai 300 juta,” ujarnya. Dari situ Joe mulai tertarik pada investasi di bidang properti.
Joe kemudian mengambil franchise retail minimarket, dan terus berburu properti untuk investasi. Dari buku-buku mengenai investasi properti dan melihat kondisi sebenarnya di Indonesia, Joe mulai menemukan cara berinvestasi properti tanpa modal sendiri, dan bisa menghasilkan passive income. Cara tersebut kemudian ia ajarkan ke beberapa orang. ketika beberapa orang yang diajari cukup berhasil menggunakan cara itu, Joe mulai percaya diri membuat workshop dan menulis buku, berjudul Property Cash Machine, yang cukup laris di pasaran.
Salah satu kelebihan Joe Hartanto adalah kemampuannya bertahan di tengah situasi sulit dan kemauannya untuk belajar. Kini setelah banyak hal dicapainya Joe mengaku masih terus belajar karena banyak juga yang masih ingin diraihnya. “Lakukan lebih dari yang diharapkan,” ungkap Joe, itulah salah satu kunci untuk bisa sukses baik itu di dunia kerja maupun di dunia usaha. Ali

Selasa, 23 Maret 2010

Memaksakan Gaya Hidup

Mengikuti perkembangan teknologi sebagai bagian dari gaya hidup, tengah melanda masyarakat kita. Celakanya seringkali, teknologinya sendiri tidak dipelajari dan dimanfaatkan, jadi sekedar buat gaya-gayaan.

Seorang teman pernah menceritakan, ada nara sumbernya, “juragan kecil” di bidang usaha makanan tradisonal yang dikembangkan secara waralaba, sudah bawa Blackbery di tangannya.

Dengan nada bercanda, teman saya bertanya “ Wah, sudah pegang Blackbery sekarang nih, sudah sukses dong”. Ia menjawabnya, “ Iya nih ada yang nawarin, tapi saya nggak suka pakai ini sms nya nggak bunyi, saya nggak tau gimana ngesetnya,” ungkapnya polos. Jadi boro-boro menggunakan berbagai fasilitas yang ada di dalamnya.

Kebetulan orang tesebut juga pernah saya temui. Orangnya sederhana karena latar belakangnya juga sederhana, dengan tingkat pendidikan yang juga rendah, namun ia bisa lumayan berhasil karena berani dalam usaha. Tutur katanya juga tetap sederhana, tidak sok jadi lebih tinggi. Namun mungkin karena tak kuasa untuk tidak mengikuti gaya hidup, ada yang nawarin, melihat kenalan-kenalannya banyak pakai, ditambahi kipas-kipas dari anaknya, akhirnya ia membeli barang yang tidak bisa ia manfaatkan secara maksimal.

Hal yang serupa juga dilakukan teman-teman di lingkungan saya, namun di lakukan dengan sadar. “ Ini buat gaya aja, kalau pulang kampung kan jadi keliatan keren bawa BB,” ungkapnya. “ Di kampung banyak yang pakai hp model kayak gini, tapi jarang yang pakai Blackbery beneran,” tambahnya.

Lama fasilitas di BB nya tidak pernah digunakan, akhirnya dia ganti sim card karena ada operator yang menawarkan tariff murah untuk BB. Setelah diaktifkan, dia sering ngeledekin dengan tanya “ Pin mu berapa li ?,”. Lingkup pergaulannya memang banyak berhubungan dengan model-model, yang meskipun kelasnya masih menengah-bawah, Kebanyakan punya Blackbery.

Satu hari, dia pergi ke Bandung bawa motor barunya boncengan dengan satu orang teman lain, beberapa hari nginep di hotel dibandung cuma buat refreshing katanya. Pulangnya dengan bangga tapi sambil bercanda ia bercerita, bagaimana enaknya selama disana, dan nggak ketinggalan cerita soal BB nya yang bisa pake GPS jadi nggak gampang nyasar.

Tiba-tiba suatu sore dia berkata “ Djancuk.. BB ku ke Format, datane ilang semua, aku ga nyimpen no arek-arek..,” katanya seambil ketawa-tawa.
Langsung saja aku timpali, “ Gaya doang sih, nggak ngerti teknologi sok-sok an pake BB”. “ Iya ga tau kenapa aku yes-yes aja taunya keformat semua datanya ilang, djancuk…djancuk..” ungkapnya.

Beberapa hari kemudian, dua-duanya sakit…ngreges karena kecapean katanya.
Sambil menertawakan diri sendiri ia berkata “ Kita ini sebenarnya kemampuannya belum sampai, tapi kita paksakan ikuti gaya hidup, akhinya nggreges…meriang”.

Hidup di Kontrakan Gaya Hidup Apartement

Ketika saya tulis status seperti judul tulisan ini di FB, ada yang mengomentari “ Hebat benar”, bahkan mantan bos saya juga berkomentar “ Baguslah, nggak sia-sia jadi pimxxx”.

Bukannya ingin menyombong atau apa, status tersebut sebenarnya adalah ungkapan yang ingin menrtawakan sendiri kegiatan kami di kontrakan. Saat itu ada 4 orang di kontrakan, dua di depan pc, dua lagi sibuk dengan laptopnya. Kesannya kita sedang mengerjakan sesuatu yang penting sehingga semua sibuk. Padahal tidak, saya Cuma buka-buka internet iseng, Pentung lagi sibuk ngak sukses-sukses instalin laptop baru punya pakde nya, Anto Cuma nonton download an video suara-suara burung yang di download dari kantor, mungkin Cuma si Andi yang online untuk gaul dengan teman jauhnya sekalian cari bahan untuk proposal.

Pokoke Gaya Pol.. Sok Sibuk, On line terus padahal seringkali On line masuk pakai account orang, jadi gratisan. Pengen apapun cari di internet, beli apapun cari yang bisa online.., kita jadi seperti hidup di apartemen kan, padahal Cuma di kontrakan pak haji yang sebulan bayar 350 ribu, itupun patungan bertiga.

Jumat, 19 Maret 2010

Inspirator Young On Top


Billy Boen, CEO Jakarta International Consulting

Sukses Tak Harus Menunggu Tua


Sukses dan berada di puncak karir, adalah hak semua orang. Tak perlu menunggu usia matang untuk mewujudkannya. Hal itu ditekankan Billy Boen lewat buku Young On Top, 30 Rahasia Sukses di Usia Muda, yang ia tulis. Buku tesrsebut telah 11 bulan menjadi salah satu menjadi best seller. Tak berlebihan kalau Billy Boen berani menulis tentang kiat sukses di usia muda, mengingat pada usianya yang baru 31 tahun prestasi dan karir Billy tergolong cemerlang.

Billy mendapatkan gelar Bachelor of Science dari Utah State University dan gelar Master of Bussines Administration dari State University of West Georgia, Amerika Serikat. Lulus kuliah S1 hanya dalam waktu 2 tahun 8 bulan dan lulus S2 dengan predikat cum laude, dalam waktu setahun. Billy berhasil lulus ketika umurnya belum genap 22 tahun.

Billy mengatakan meski orang tuanya berkecukupan, ia bukanlah orang kaya raya. “ Saat saya kuliah di luar negeri, ekonomi kita sedang sulit-sulitnya, rupiah jeblok. dana yang dianggarkan orang tua yang sebelumnya diperkirakan bisa untuk 4 tahun sampai saya lulus, ternyata hanya cukup untuk 8 bulan,” ujar pria kelahiran 13 Agustus 1978 ini. Kondisi tersebut membuatnya termotivasi untuk secepat mungkin lulus.

Selepas kuliah, tepatnya Januari 2001, Billy kembali ke Indonesia dan bekerja pada PT Berca Sportindo, distributor tunggal merk Nike, sebagai Assistant Product Line Manager untuk divisi footwear, setahun kemudian Billy dipromosikan menjadi Product Line Manager untuk semua produk. Billy juga sukses membawa Umbro, masuk ke Indonesia. Pada waktu yang sama ia dipercaya Siti Hartati Murdaya, pemilik CCM grup, untuk membuat konsep League, merek lokal produk olahraga dan gaya hidup yang mulai diluncurkan pada bulan Juni 2004.

Saat umurnya 26 tahun, Billy telah menjabat sebagai General Manager, distributor tunggal merek Oakley. Di bawah kepemimpinan Billy, perusahaan yang sebelumnya hanya memiliki kurang dari 100 karyawan, berkembang menjadi lebih dari 250 karyawan. Ketika berusia 29 tahun, dia dipercaya untuk memegang tiga perusahaan yang berada di divisi F&B naungan MRA Group yaitu Hard Rock Café Jakarta, Bali dan HaagenDazs.

Kini di usianya yang ke 31, Billy tengah mengembangkan bisnisnya sendiri, yang didirikan bersama rekannya Rudi Buntaran yang merupakan pemilik Optik Seiz. Billy menjabat sebagai CEO di Jakarta Interntaional Management (JIM), dan Jakarta International Consulting (JIC). JIM bergerak di bidang Agency Model, Artist Management, Photography, Fashion Consulting, Design, dan performing academy yang bekerjasama dengan Fashion TV Indonesia. Sementara JIC bergerak dalam bidang Mall Marketing and Promotion Consulting, Digital Solution Consulting, Human Capital, hingga Event Consultant.

Selain itu, Billy juga menjabat sebagai Direktur di Majalah Rolling Stone Indonesia, membantu Andy F. Noya yang kini menjabat Presiden Direkturnya. Tahun lalu, buku Young On Top karya Billy mulai ramai dibicarakan setelah dibahas di tayangan Kick Andy.


Saat ini, Billy juga tengah sibuk mengembangkan brand dari bukunya “ Saya ingin Young On Top tidak hanya menjadi sebuah buku, saya ingin manfaatnya lebih luas, saya telah membawa ini sebagai sebuah talkshow di radio, saya menulis di Kick Andy, lalu masuk ke Kaskus juga, dan sedang berusaha menjadi acara talkshow di TV,” ungkapnya. Pada acara tersebut Billy mengundang orang-orang yang sukses di bidangnya untuk berbagi cerita dan serta kiat-kiat suksesnya.

Meski banyak hal telah dicapainya, Billy merasa masih banyak yang harus dikejarnya. Billy sependapat dengan ungkapan success is a journey not a destination. Menurutnya, sukses itu sesuatu yang harus dicapai namun kriterianya terus berkembang, sehingga lebih seperti perjalanan. “Sebagai penulis awalnya kriteria sukses saya adalah ketika buku diterbitkan, setelah itu saya ingin jadi best seller. Setelah jadi best seller saya ingin dibaca lebih banyak orang lagi, begitu seterusnya, ” ujar Billy.

Rencana Billy kedepan adalah akan mendirikan Rolling Stone Cafe di Jakarta yang merupakan Rolling Stone Cafe ke dua di dunia. “ Bersama beberapa partner, rencananya sebelum pertengahan tahun kita sudah buka di Jakarta, dan dua tahun lagi buka juga di Bali,” ujar Billy.

Billy mengaku apa yang berhasil dicapainya, ia peroleh karena berusaha selalu konsisten melakukan 30 hal yang ia tuliskan di bukunya. “ Yang saya tulis disitu sebenarnya tidak ada yang rahasia, itu common sense, semua orang tahu, tapi jika kita benar meyakininya, kita akan selalu mencoba konsisten melakukannya,” ujarnya.

Menurut Billy, hal yang paling berpengaruh membentuk karakternya adalah keluarga. Billy mengaku diarahkan namun tanpa harus merasa disuruh apalagi dengan paksaan. Karena ketika suatu keputusan ataupun tindakan, dilakukan atas keinginan sendiri, tentu semangatnya berbeda dengan jika hanya sekedar memenuhi keinginan orang tua, apalagi jika terpaksa.

Selain itu orang tua Billy selalu menantangnya untuk berpikir kreatif. “ Kalau kebanyakan orang tua menasehati anaknya untuk berhemat dan menabung, Ayah saya justru menganjurkan jika punya keinginan, jangan menghemat dan menabung,” ungkap putra dari pasangan Henry dan Liana Boen ini.Daripada menabung, lebih baik berpikir bagaimana caranya mendapatkan uang lebih banyak lagi agar mampu lebih cepat mendapatkan barang yang diinginkan. “Dengan cara itu, otak kita ditantang untuk berpikir keras dan kreatif, mencari cara. Asalkan jangan yang negative ya,” imbuh Billy. Hal tersebut memperluas cara pemikirannya sehingga tanpa disadari menjadi lebih kreatif, serta memotivasinya untuk berusaha lebih keras.

Billy sadar jika tidak semua orang memiliki keluarga yang mampu membiayai kuliah di luar negeri, namun menurutnya hal itu bukanlah sebuah alasan untuk tidak bisa sukses. “ Billy bisa sukses, karena orang tuanya cukup mampu, lulusan luar negeri dan sebagainya, sedangkan kita tidak. Pernyataan itu sering terlontar ketika saya jadi berbicara di kampus-kampus,” ungkap Billy. Setiap kali pernyataan itu muncul Billy selalu menjawab, tidak ada satu kalimatpun di bukunya yang mengatakan, untuk sukses harus lulusan luar negeri atau harus anak orang kaya. “ Itu hanya excuse saja, buktinya apa semua orang yang lulusan luar negeri pasti sukses ?,” ujarnya.

Billy mencontohkan beberapa temannya yang juga lulusan luar negeri, banyak yang karirnya biasa-biasa saja, bahkan ada yang susah. Sebaliknya, banyak orang yang latar belakangnya sulit juga bisa sukses. Ali

Kamis, 18 Maret 2010

Iklan yang Unik ( Ririn Dumin dan Sarah Aprilia)

Saya bukan pemerhati dunia marketing dan iklan, namun kepopuleran sosok ririn dumin yang ramai dibicarakan di dunia maya, gara-gara video2 nya di you tube serta blog yang berisi impiannya menjadi actris dan bintang iklan mampu manarik perhatian saya. Tak hanya ramai dibicarakan di forum, beberapa situs berita online juga mengulasnya. Misalnya di Okezone "Demi Jadi Artis, ABG Rela Permalukan Diri di Blog" Per 8 maret, sebuah situs berita mengabarkan Video Ririn Dumin Ditonton Lebih dari 4000 Kali, dan banyak jadi topic di twitter. Ririn banyak mendapat komentar, dari cemoohan, tertawaan hingga dukungan atas perjuangannya jadi bintang.

Video berseri nya ini kemudian berujung pada kesuksesan Ririn menjadi bintang iklan obat sakit kepala Dumin Paracetamol, yang juga mulai tayang di televisi. Jelas video2 sebelumnya sengaja dibuat untuk menarik perhatian orang, dari awal namanya saja sudah Ririn Dumin. Cara yang cukup sukses, banyak yang terkecoh, ada juga yang sebenarnya sudah menduga, yang jelas cara ini sudah mampu menarik perhatian orang.


Cara yang serupa tapi tak sama juga pernah terjadi saat orang ramai membicarakan Sarah Aprilia, wanita cantik dan seksi yang menawarkan diri menjadi guru les, lewat selebaran umum yang mencantumkan no telp dan alamat emailnya. Sarah ramai dibicarakan di Internet dan jadi sosok yang bikin penasaran. Ternyata ujung2 nya sarah aprilia kemudian muncul ke publik sebagai bintang iklan.

Ternyata ini adalah bagian dari strategi Marketing Men's Division PT Mustika Ratu untuk meluncurkan produk cologne untuk pria. Selama beberapa bulan, Mustika Ratu melakukan aktivitas marketing melalui media digital berbentuk viral marketing.

Sosok gadis cantik Sarah Aprilia yang dikenal di dunia maya merupakan tokoh fiksi, sebagai bagian dari strategi viral marketing. Yang hadir di sebuah pusat perbelanjaan tersebut ternyata Raline Syah, Putri Indonesia Favorit 2008.

Strategi marketing lewat media digital yang digunakan Mustika Ratu dalam peluncuran "Bask Cologne" memang cukup unik. Sarah Aprilia yang sebetulnya fiksi mampu memikat perhatian ribuan pria lewat situs pertemanan Facebook, Twitter, dan juga Yahoo Massanggers.Bahkan sarah aprilia menjadi perbincangan hangat di situs Kaskus dan Youtube.

Saya sendiri juga nge Fans dengan Raline Syah aka Sarah Aprilia, fotonya dengan baju daerah saya pajang hingga saat ini di desktop sbgai wallpaper.



Rabu, 17 Maret 2010

Pengen Komentarin Berita

Minggu lalu ada dua berita yang banyak jadi perhatian, yang pertama soal fatwa haram rokok oleh Muhamaddiyah, yang kedua soal blogger Sony AK, yang katanya disomasi Sony Corp, karena domainnya mirip.

Soal rokok haram, agak sulit mengomentarinya, karena terkait soal agama. Sementara pengetahuanku soal agama, terlalu dangkal. Banyak pro dan kontra disana, masing-masing tentu dengan argumennya yang sama-sama benar. Saya rasa karena kontroversinya inilah yang membuat MUI hanya memfatwakan rokok haram untuk beberapa situasi dan kondisi tertentu.
Saya rasa, memang banyak yang harus dipertimbangkan, untuk memfatwakan rokok haram atau tidak.

Semua orang setuju akan bahaya rokok, sudah dibuktikan secara medis dan ilmiah. Hal tersebut sudah dikampanyekan cukup baik, dan semua orang tahu itu. Namun, tetap sulit meninggalakan kebiasaan tersebut. Bahkan perokok baru tetap tumbuh, bukan hanya orang lama yang sudah terlanjur kecanduan dan tidak bisa meninggalkannya.Rokok bagi sebagian orang sudah menjadi semacam "kebutuhan pokok". Beberapa perokok berat bahkan sering mengatakan lebih baik lapar daripada mulut asem. Karena itu jangan heran jika kalangan ekonomi menengah kebawah, pengeluarannya cukup besar untuk rokok.

Karena permintaanya terus ada, maka produksi dan penjualnya tentu banyak. Karena masyarakat Indonesia mayoritas muslim, Jika rokok difatwakan haram, yang kontra beralasan dampaknya akan sangat luas, ( meski tidak berarti kalau dibilang haram industrinya akan mati total).

Yang terkait dengan industri rokok cukup banyak, yang paling sering jadi alasan adalah petani tembakau, ( meski ada yang mengatakan jumlahnya juga sbnarnya terus menurun). buruh dan karyawan pabrik rokok, dan yang paling banyak adalah penjual rokok eceran pernahkan dihitung ada berapa warung rokok . Jika dibilang haram, maka penjualnya menjual barang haram, produsennya jelas membuat produk haram. Belum lagi industri lainnya, acara musik, dan olah raga yang disponsori produk rokok misalnya.

Saya cenderung yakin, Efeknya memang sangat besar namun sebenarnya itu bisa saja kembali stabil, tapi butuh waktu panjang untuk melakukan penyesuaian-penyesuain hingga terjadi keseimbangan baru.

Jika itu difatwakan haram, sementara masyarakat belum bisa meninggalkannya ( karena banyak yang menggantungkan hidup disana), maka lembaga keagamaan dan ulama yang memfatwakannya seakan menjadi tidak lagi punya pamor. ( Apalagi kalau kalangan ulama masih ada yang merokok di depan umum)

Jadi yang seharusnya dilakukan menurut saya adalah, bagaimana aturan yang sudah ada bisa diawasi secara konsisten hingga kebawah. Misalnya rokok tidak dijual pada anak-anak dibawah 18 tahun serta ibu hamil dan menyusui, tidak merokok di tempat umum.

Ah sudahlah... sepertinya apa yang saya tulis kali ini sudah terlalu ramai dibicarakan orang. Saya sendiri, karena rokok haram maka saya membakarnya.

Soal Sony AK, menurut saya Sony Corp nya lebay, dan masyarakat kita juga lebay, seakan2 Sony AK sudah dizolimi, hingga perlu dibantu ramai-ramai, lewat berbagai dukungan group FB lah dsbnya. Untunglah itu belum sampai terjadi Sony Corp segera menyadari ke Lebay annya, dan tau efeknya bakal buruk bagi mereka sendiri. Karena itu somasi dicabut dan akhirnya damai.

Saya sendiri justru iri pada sony Ak, caoba kalau nama saya mirip brand besar misalnya Samsu ngatemin, saya kan bisa bikin blog dengan nama Samsu.ng_indonesia.blogspot.com. Nanti kan bisa jadi terkenal.

Jangan Menabung

Wawancara dengan Billy Boen, sedah dilakukan jumat minggu lalu. Namun tulisannya sengaja tidak aku naikkan edisi ini karena terlambat selesai, dan kebetulan ada stok naskah pengganti. Satu hal yang paling saya ingat dari wawancara tersebut adalah saat Billy mengatakan bahwa orang tua nya saat ia remaja, mengajarkan untuk jangan menabung ?.

Gila kan,saat kebanyakan orang tua mengajarkan untuk hidup hemat dan menabung, Billy justru diajarkan untuk tidak menabung untuk memenuhi keinginannya. Tapi itu tentu bukan tanpa alasan. Alasannya menurut Billy.

" Menabung membuat orang berpikir mundur dan tidak kreatif. Misalnya anda punya keinginan punya blackbery seharga Rp 5 juta, sementara gaji anda hanya Rp 2juta, mungkin dengan menahan diri, ngirit, dan menunda banyak keperluan lain, anda bisa menabung Rp 1 juta sebulan. Blackbery baru akan terbeli dalam waktu 5 bulan. Saya dididik untuk berpikir kreatif, bukan menabung tapi bagaimana caranya bisa mendapatkan keinginan tersebut dalam waktu yang lebih cepat, entah itu harus jualan apa ?, kerja ngasih les inggris, atau apapun asal jangan yang negatif".

Jadi intinya menantang berpikir kreatif untuk mencapai tujuan dan keinginan.

Arisan Eks PK Taman Mini Cukup sukses

Arisan bulanan eks PK kali ini cukup sukses, dari segi jumlah peserta dan suasana yang terbangun. Mbak Achuy dateng bersama keluaraga, Giri juga bawa istri dan anaknya, Ada Beje, dan gw juga sukses membawa ucrit ikut.
Bulan depan, Situ babakan. Semoga bisa lebih sukses. Foto2nya belm sempat diupload, menyusul deh.

Satu hal yang terpikirkan saat ini, Bagaimana membangun tim dengan persaudaraan yang kental seperti itu lagi. Jadi PK baru juga musti solid juga

Selasa, 16 Maret 2010

Merasa Seperti Keledai

Hari ini aku merasa seperti keledai, karena melakukan kesalahan yang sama dalam kerjaan dua edisi berturut-turut. Meski ada kekurangan dari teman-teman karena tidak kritis dan teliti menanyakan tulisannya yang tidak masuk saat koreksi, tapi kesalahan ini sepenuhnya adalah Tanggung jawabku.
Jangan sampai terulang lagi, kapanpun

Rabu, 10 Maret 2010

Terpaksa Intervensi

Tadi malam, si ucrit lembur lagi dan minta tolong dijemput. Keluar kantornya 20.30, kita mampir ke Bebek Cak Eko dulu untuk makan dan ngobrol2. Sepeertinya masalah di kantornya tak lunjung membaik justru makin parah. Kalau sebelumnya dikira hanya situasional karena masalah peralihan dan sisa pekerjaan lama yang harus diselesaikan, atau karena msih adaptasi. Ternyata terus-menerus seperti itu, sering lembur, bawa pulang kerjaan dikerjakan sampai jam 2 pagi, bahkan sekarang sering ada masalah data kerjaan yang berubah. ( Mending jadi wartawan deadline cuma 2 hari begadang, masih bisa jalan kemana-mana dan ketemu hal baru, walaupun capek tapi senang)
Sudah lama aku menahan diri untuk tak intervensi, hanya jadi pendengar setia, kasih support, dan kasih masukkan . Tapi maaf sepertinya aku tidak bisa lagi menahan diri untuk tidak intervensi.
Maaf crit, aku mungkin belum jadi imam yang harus kamu turuti. Aku juga sadar bukan orang yg menanggung hidup dan kebutuhanmu, karena itu sebenarnya sama sekali tak berhak untuk intervensi, memintamu untuk berhenti bekerja disitu.
Namun,mendengar cerita-ceritamu yang sama dari hari ke hari, melihat wajah lelah, emosi dan air matamu tadi malam. Aku memintamu sebaiknya tinggalkan saja pekerjaan itu. Terserah ini dianggap sebagai sebuah intervensi atau apapun.
Jangan terlalu takut nganggur sementara. Karena jika mencari penggantinya lebih dulu kamu nggak akan sempat, karena libur saja masih dipakai untuk kerja, gimana mau ikut test di tempat lain. Aku rasa Umi juga sependapat denganku.

( Kerjaan lain masih banyak, gini-gini aku kan PK 1, gudangnya info lowongan hehehe..)

Inspirator

Aalia Kika Syafi’i Mustain, Alurkria Multimedia

Mantan Pengamen Yang Sukses di Bidang Desain dan Multimedia


Sebelum mulai dikenal sebagai wirausaha muda bidang desain, dan multimedia. Aalia Kika Stafi’i Mustain sehari-hari berdesakan di atas kereta Jakarta-Bogor sembari menenteng gitar akustik untuk mengamen. Ketertarikannya di bidang desain membuat hasil jerih payahnya mengamen yang berhasil ia sisihkan, lebih banyak ia gunakan untuk membeli buku dan rental warnet. Kini dengan bendera Alurkria Multimedia yang ia dirikan, Kika bisa mempekerjakan banyak karyawan, dan bisa menyisihkan sebagian pendapatannya untuk kegiatan sosial.

Malam itu, saat ditemui PK di kantornya di daerah Kelapa Dua, Depok. Kika bersama rekan-rekannya tengah mempersiapkan keberangkatan ke Ciwidey, Bandung, untuk membawa bantuan bagi korban longsor. “ Pagi-pagi kita berangkat, biar sampai sana sudah agak terang,” ungkap lelaki berperawakan kurus dengan rambut gondrong dan penampilan sederhana ini.

Aalia Kika Syafi’i Mustain, lahir dan dibesarkan di Batang, Jawa Tengah. Orang tuanya berasal dari keluarga pegawai negeri dan pedagang batik. Kika dididik dengan aturan-aturan yang ketat di keluarga. “ Positifnya, saya punya pengetahuan agama yang lumayan, tapi banyaknya aturan yang mengekang membuat saya memberontak,” ungkap Kika. Masuk SMA, Kika seakan baru melihat dunia luar yang sebenarnya, hal itu sempat membuatnya terjerumus pada narkotika. “ Tapi akhirnya saya berhasil keluar,” ujarnya.

Lulus SMA, Kika ke Yogya dengan tujuan awal kuliah. “ Sudah daftar dan lulus tes di ISI, tapi nggak ikut ospek, dicariin senior lalu nggak pernah masuk,” kenangnya.

Untuk bertahan hidup di Yogya, Kika yang tinggal bersama teman sekampungnya akhirnya mulai ngamen. “ Mau pulang malu, terlanjur bilang mau kuliah dan bisanya saat itu cuma main gitar,” ungkap Kika. Keputusan Kika tidak terus kuliah juga didasari kesadaran akan kemampuan orang tuanya.

Tahun 2000, Kika yang sebelumnya punya keinginan mengembangkan bakat dan terjun ke Industri musik, pergi ke Jakarta. Tujuannya berkenalan dan bergaul dengan musisi-musisi senior yang mungkin bisa memberi jalan untuk masuk ke dunia hiburan. “Waktu itu belum tetap di Jakarta, masih bolak-balik yogya atau pulang kampung,” ungkapnya.

Awal 2001 Kika mulai tinggal di Depok, dan kegiatannya sehari-hari ngamen di dalam gerbong Kereta Api, Bogor-Jakarta. Saat itulah Kika mulai tertarik pada dunia disain. Uang hasil ngamen selalu ia sisihkan untuk membeli buku tentang desain dan rental warnet. “ Ada satu Warnet di Depok yang jadi langganan saya, karena di komputernya diinstalin Photoshop,”, ungkapnya.Setiap hari Kika sisihkan uang Rp 10 ribu dan sewa warnet dari malam hingga pagi. “ Waktu itu warnet di Depok ada paket yang bayarnya murah tapi mainnya tengah malam sampai pagi,” ujar Kika.

Pergaulannya dengan para musisi senior tidak berhasil membawanya ke dunia rekaman, namun ada sebuah kesempatan emas yang tidak ia lewatkan. Saat itu ia ditawari mendisain cover kaset, yang diproduksi PT Irama Tara “ Saya dapat uang Rp 300 ribu, habis buat beli buku,makan sama ke warnet untuk garap desainnya,” ungkapnya.

Sejak itu mulai muncul kepercayaan dirinya dan berani tawarkan diri untuk membuat brosur dan sebagainya, tapi ngamen masih tetap jalan karena order tidak tentu. Saat mulai banyak order, Kika pun mulai bisa menyisihkan uang untuk beli computer Tahun 2003, Kika mulai merasa harus membuat wadah untuk usahanya dan ia pun sudah tidak bisa lagi hanya bekerja sendiri. Akhirnya, tahun 2004 Alurkria mulai berdiri. “ Waktu itu buka di kampung saya di Batang, belum berani di Jakarta,” ungkap lelaki kelahiran 17 Juli 1977 ini. Karena di Batang belum ada tempat desain yang besar, Kika dapat dengan cepat menguasai pasar disana. Kika kerap dapat order buku, desain brosur dan sebagainya. Kemudian mulai merambah ke Reklame. “ Lumayanlah akhirnya berkembang dan bisa pegang karesidenan Pekalongan, dari Brebes sampai Batang,” kenang ayah Zaneta Putri Aalia Kika yang lulusan SMA Bhakti Praja, Batang ini.

Tahun 2005 Kika mulai merasa jatuh cinta yang kedua kalinya pada Internet. Kali ini Kika mulai tertarik pada blog, tertarik tidak hanya menggunakan untuk mengisi dengan kata-kata, tapi juga source goodnya, dan mulai mempelajarinya. Kika kemudian mencoba-coba mendesain Website.

Kika sempat merambah ke Semarang, namun ia kalah bersaing dengan pemain lama yang lebih kuat koleganya. Akhirnya tahun 2006 Kika kembali aktif di Jakarta. “ Jakarta pasarnya lebih banyak, walaupun pesaingnya juga lebih banyak, tapi rasanya lebih fair bersaing disini,” ungkap Kika

Awal keberuntungannya di bidang ini adalah saat ia mengikuti sebuah kompetisi logo sebuah perusahaan di sebuah situs asing, Kika memenangkan juara pertama, berhak atas hadiah 900 dolar dan dikontrak selama setahun untuk membuat disain website nya. Lepas kontrak Kika mulai sering membuat template-template untuk desain web, lalu menjualnya ke situs-situ luar negeri. “ Itu untuk dijual lagi dan lebih mahal, tapi saya tidak merasa rugi karena saya memang tidak tau bagaimana kalau harus menjual sendiri”, ungkap Kika.

Kini Alukria telah makin berkembang. Alurkria punya workshop di beberapa tempat, Cipayung, Pamulang, dan di Yogya. “ Disini untuk kantor saja, atau kalau ada kerjaan insidental yang harus cepat selesai,”ujar Kika.

Sejauh ini beberapa klien yang pernah menggunakan jasa Kika antara lain Djarum LA Lights, PT Ilham Malindo, JuventusIndonesia.com, Expovaganza, Domino, Telkomsel, proyek TI dari berbagai pemda (Bandung, Bali, Papua, Pamekasan, Kalimantan Timur), PLN dan masih banyak lagi.

Kika enggan menyebutkan apa yang sudah bisa didapat dari bisnisnya. Namun Kika yang juga aktif di kegiatan sosial. Sekarang sudah mendirikan Rumah Baca di Cianjur, Semarang, Malang, Papua, Bali dan Purworejo, setiap rumah baca menghabiskan dana minimum Rp 25 juta, dan harus terus disuplai buku untuk kelangsungannya.

Kika juga punya usaha-usaha binaan di kampungnya, dan saat ini ia Saat ini Kika juga tengah punya kegiatan untuk memberdayakan kembali masyarakat korban lumpur Lapindo juga tengah punya kegiatan untuk memberdayakan kembali masyarakat korban lumpur Lapindo “Kalau semakin banyak kegiatan social yang bisa kita lakukan artinya Alurkria makin besar karena kegiatan tersebut dibiayai dari profit usaha yang sebagian memang dialokasikan untuk itu”, ungkapnya.. Ali


Selasa, 09 Maret 2010

Jumat Wawancara Billy Boen

Bingung cari narasumber Inspirator, buka kaskus ternyata ada kanal baru diisi Billy Boen bersama Young On Top nya, dari sana coba kirim PM ke Billy nggak sehari nggak direspon, ternyata ada link ke Facebook dan twitternya. Kirim message via FB, sekalian add, ternyata cepat sekali direspon. Saya diminta hubungi Personal Asssistenya buat Arrange waktu wawancara. Dari PA nya billy diminta email lagi, lagsung direspon, malam-malam jam 11 Akhirnya dpata janji hari jumat untuk wawancara di kantor Rolling Stones Indonesia, jam 10 pagi
Sebelumnya kebetulan nyari sesuatu ke Dbest, karena penasaran dengan buku Young On Top nya, sayapun ambil buku tersebut. Baru sempat baca sekilas, tapi memang cukup menarik.
Semoga obrolan dengan Billy Boen juga berlangsung menarik dan ada sesuatu yang bisa dipetik

Hidup Itu Sekolah

Setiap wawancara atau ngobrol dengan orang-orang hebat, saya selalu mencoba mencari tau prinsip hidup atau pedoman yang dipegangnya hingga membuatnya sukses. Kali ini saya teringat kata-kata dari Kika Alurkria.

" Hidup itu sama seperti sekolah, dan kita baru lulus ketika kita mati. Karena sekolah tentu kita tidak mau tinggal kelas, kita harus selalu nambah ilmu dan naik kelas"

Kamis, 04 Maret 2010

Doa yang Memaksa

Ini saya copy dari sebah forum, karena isinya menurut saya lucu. Cukup menghibur buat orang yang masih mencari jodoh..

Ya Tuhan, kalau dia memang jodohku,
dekatkanlah….
Tapi kalau bukan jodohku,
maka jodohkanlah…

Jika dia tidak berjodoh denganku,
maka jadikanlah kami jodoh…

Kalau dia bukan jodohku,
jangan sampai dia dapat jodoh yang lain selain aku…

Kalau dia tidak bisa dijodohkan denganku,
jangan sampai dia dapat jodoh yang lain, biarkan dia tidak
berjodoh sama seperti diriku,

Dan saat dia telah tidak memiliki jodoh,
jodohkanlah kami kembali…

Kalau dia jodoh orang lain,
putuskanlah, Jodohkanlah denganku..

Jika dia tetap menjadi jodoh orang lain,
biar orang itu ketemu jodoh dengan yang lain dan kemudian
Jodohkanlah kembali dia denganku…

Rabu, 03 Maret 2010

Organ tubuh yang sulit dikendalikan otak

Hati, tepatnya perasaan mungkin adalah hal yang sulit dikendalikan oleh otak. ( bisa jadi itu salah sih). Udah tau ga semestinya gw lakuin, cuma karena awalnya ada semacam firasat. Gw mencari tau sesuatu yang nggak perlu, dan setelah tau, memicu hal spontan yang meski gw tau ga penting lagi dilakukan, gw lakukan juga.
Untung otak (logika) gw dengan cepat menyadari, harus siap terima dan siap dengan konsekuaensinya, walaupun awalnya sempat tidak terima. Akhirnya Logika gw kembali bisa mngontrol perasaan gw.. syukurlah..

untuk perempuan dari hati para lelaki

Saya tidak terlalu bisa nulis hal-hal populer soal cinta, sekali-kali saya masukkan tulisan ringan soal itu. Tapi ini saya kutip dari tread di sebuah forum. Bukan curhatan pribadi, hanya memang sebagian besar saya setuju dengan isinya.

1. cowok beda dengan cewek, saya harus ngakuin cowok emang lebih melihat fisik luar pada pandangan pertama, tapi tentunya anda familiar dengan istilah dari mata turun ke hati??

2. kami (cowok) memang sering meminta berlebih (kiss dsb), tapi ketahuilah, ada lebih dari sekedar nafsu,, dengan hal itu kami akan merasa lebih memiliki anda (cewek), & berharap anda ga kan melakukannya lagi dengan cowok lain..

3. cewek sensitif? cewek ingin dimengerti? hey, kami pun sama… anda harus tau, bahwa saat first kiss terjadi, maka hal pertama yg ada dalam benak cowok adalah “apakah kamu pernah melakukannya dengan mantan kamu?”, “sejauh mana dulu kamu melakukannya dengan mantan kamu?” mungkin kedengarannya sangat egois, tapi justru anda harusnya senang, karna jika cowok anda berpikir seperti itu maka itu artinya dia memang benar2 menyayangi anda, percayalah..

4. dan kami pun ingin dimengerti, sumpah, pengeen banget! mungkin anda merasa cowok anda hanya bergairah dan bersemangat pada masa2 awal pacaran saja, & terkesan menjauh atau cuek setelah berjalan agak lama, tapi bukan berarti kami udah gak sayang,,bukan, ada fase jenuh yg dimiliki cowok, (& sayangnya bagi kami para cowok, susah sekali untuk gak ngebuatnya terlihat menonjol… )tapi gak berarti kami akan meninggalkan anda, percayalah kami tetap memikirkan anda setiap malamnya & tak akan meninggalkan anda, sekali lagi, kami pun butuh dimengerti…

5. anda (cewek) cemburuan? kami apalagi…..
anda kurang suka kalau kami punya sahabat cewek? kami pun sama…
hindarilah bersmsan atau berhubungan intens dengan seorang cowok yg sama, siapapun itu, karna yakinlah, meskipun kedengerannya konyol, hal itu bisa jadi salah satu alasan kami untuk meninggalkan anda…

6. dampingilah kami, anda perlu tahu, para cowok suka diperhatikan, temani kami bermain futsal, basket, atau dalam kegiatan apa pun sekalipun anda sama sekali tidak suka dengan hal itu…,
hal itu akan sangat menyenangkan kami & membuat kami bersemangat, karna sekalipun anda tidak mengerti dengan permainan itu, kami akan selalu berpikir “apakah dia menganggap permainanku tadi bagus??”,
dan percayalah, sepulang dari sana anda paling tidak akan mendapat hadiah es krim…


7. hubungi kami, buatlah kami merasa dibutuhkan… jangan meminta orang lain untuk mengantar anda ke suatu tempat, ajaklah kami..
meskipun hanya dengan angkot atau mikrolet, kami akan senang jika anda membuat kami merasa dibutuhkan atau menganggap kami sebagai pelindung anda, mungkin kami tidak akan selalu menjawab ‘ya’, tapi jika hal ini sampai terjadi, sekali lagi, hindarilah untuk meminta orang lain mengajak anda, apalagi jika itu cowok!...

8. anda pernah berpendapat bahwa ciuman dikening dari pasangan anda jauh lebih baik daripada 1000 ciuman di bibir?
lakukanlah hal yg sama pada kami! Ketahuilah, rasa bahagia & rasa nyaman yg kami dapatkan lebih dari yg dapat anda perkirakan...

9. kami mempunyai cara yg berbeda untuk menyayangi, hampir selalu berawal dari nafsu, tapi jika anda sudah mampu “membeli” hati kami, maka kami akan berusaha memenuhi apa pun yg kalian inginkan, karna salah satu hal yg jarang cewek ketahui tentang cowok adalah bahwa dia akan merasa sangat bersalah & tidak berguna jika tidak mampu memenuhi keinginan ceweknya….

10.umumnya kaum lelaki ga mau kelihatan lemah ato menunjukkan terangan2 rasa sayang/cinta nya ke cw,,,kaum lelaki lebih memilih cara yang sedikit "barbar" hanya untuk membuktikan klo kita adalah the Real Man

11.jangan pernah menganggap pujian dari kami(Cwo) sebgai kalimat gombal
karna setiap ucapan kami (lelaki sejati) adalah suatu kebenaran tentang anda (Cwe)

Selasa, 02 Maret 2010

Buku Gratisan

Kemarin sore, setelah siangnya berselancar dan kontak2 teman buat mencari nara sumber yang cocok untuk rubrik Inspirator, akhirnya saya menemukan sebuah tulisan tentang seorang pengamen yang kemudian sukses mengembangkan usaha web design.

Dari tulisan tersebut saya coba cari tau gambaran orangya dan kontaknya untuk janjian ketemu. Saya pun menemukannya di http://kika.web.id/ dan http://www.alurkria.com/.
Sayang situs alurkria nya sendiri masih Under Construction. Namun saya bisa dapat no teleponnya dari sana.

Membaca-baca isi blog kika syafii membuat saya makin tertarik untuk ketemu dan berbincang langsung. Setelah dihubungi, pada dasarnya mas kika bersedia untuk ketemu, hanya saja esok harinya ia ada kegiatan sosial di Ciwidey Bandung, dan beru kembali sabtu atau minggu.
Akhirnya disepakatilah hari itu juga kita bisa ketemu di kantornya di Jl Akses UI 99, Depok. Waktunya Ba'da Isya.

Selepas maghrib saya pun meluncur kesana, setelah terlebih dulu janjian dengan Fotografer untuk ketemu disana. Hujan gerimis pin akhirnya kuterobos saja. Celakanya sesampainya di Kelapa Dua, ternyata di kelapa dua no alamatnya tidak berurutan dan ngacak nggak tentu, sementara saya tidak tanya lebih dulu apa patokannya, dan bodohnya saya tidak mencatat no telponnya. Ketemu no 99 tapi kok toko aksesoris militer. Setelah berputar-putar akhirnaya saya masuk warnet untuk browsing lagi no telponnya.

Setelah mendapatkannya dan menghubungi, akhirnya saya dapat ancer2 nya masih nyari juga dan sempat salah masuk gedung lain, ternyata alamatnya tepat di depan warnet yang saya masuki tadi.

Sampai di kantor Alurkria, Mas Kika ternyata sedang keluar hanya ada satu orang rekannya yang nunggu kantor, seteah itu muncul satu lagi temannya. Obrolan dengan teman-teman mas Kika bisa nyambung karena ternyata mereka orang-orang musik, Rio juga anak Band, dan saya juga nggak awam-awam banget soal dunia band jadul.

Sekitar stengah 10, Kika Syafii datang. Sesuai gambaran dalam benak saya, Kika Syafii adalah tipikal seniman yang asyik tidak formal dan berwawasan. Obrolan pun berlangsung menarik, kisah perjalananya pun sangat inspiratif. Rio bahkan berkomentar " Ini benar-benar Inspirator Mas, nggak nyesel musti malem2 cari alamat". Seperti apa profil lengkap tentang Kika Syafii, nantikan saja di rubrik Inspirator, Peluang Kerja, minggu depan. Setelah itu baru akan saya upload ke blog ini.

Oiya selepas wawancara saya diberi 3 buku, satu novel perjalanan (lupa judulnya), satu buku tutorial membuat design kaos distro, dan satu buku seni memimpin ala SBY
Alasannya. "Kalau yang di rak saya ada lebih dari dua silahkan bawa satu, dan kalu buku SBY itu saya dikasih orang demokrat tapi saya nggak tertarik buka dan baca, silahkan saja kalau mau baca".

Oke, terimakasih obrolannya semoga misi sosialnya sukses di Ciwidey, dan rumah bacanya juga sukses.

Inspirator

Rudy Lim, Motivator, Founder & CEO Young Enterprise

Pernah Makan Nasi dengan Seduhan Bumbu Mie Instan

Meski usianya baru 28 tahun, Penampilan dan kata-kata Rudi Lim, sebagai pembicara dalam tiap seminar ataupun training motivasi yang dilakukannya selalu mampu membius, menginspirasi, dan memotivasi pesertanya. Karena kemampuannya, Rudi Lim kemudian dijuluki, Inspirator Muda No 1 Indonesia. Sebelum namanya dikenal sebagai seorang motivator, kisah hidup Rudi Lim yang penuh perjuangan, juga sangat Inspiratif.

Untuk bisa memotivasi dan menginspirasi banyak orang, tentu bukanlah hal mudah. Apalagi dengan usianya yang masih muda, awalnya tentu ada saja yang meragukanya. Tau apa anak muda ini soal hidup?. Pandangan awal seperti itu, diakui Rudi kerap dirasakannya. Namun Rudi mengaku hal itu justru yang memotivasi dirinya untuk membuktikan kemampuannya. “Saya sering bicara di hadapan orang yang usianya lebih tua, dengan pengalaman hidup dan karir jauh lebih banyak dari saya, tapi saya bisa memotivasi mereka dengan semangat anak muda. Mereka juga pernah muda, saya coba bangkitkan kembali semangat dan motivasi mereka,” papar Rudi.

Rudi Lim, lahir dan dibesarkan di sebuah kota kecil, Bagansiapiapi, Riau. Rudi berasal dari keluarga sederhana, yang secara ekonomi tergolong menengah ke bawah. “ Saat anak-anak lain punya Gamewatch saya tidak, saat remaja teman-teman punya motor saya cuma punya sepeda, namun untuk pendidikan saya cukup diperhatikan orang tua,” ungkap Rudi. Kondisi ekonomi yang membuat Rudi kerap merasa tidak sama dengan teman-temannya, memicu semangatnya untuk suatu saat bisa berhasil. “ Saya dendam, namun dalam artian yang positif,” ujar pria kelahiran 11 Agustus 1982 ini.

Tahun 2000, Rudi merantau ke Jakarta untuk menimba ilmu sekaligus mengadu nasib. “ Saya diberi bekal uang Rp 10 juta dari orang tua untuk modal hidup di Jakarta,” ungkapnya. Belakangan Rudi baru tahu kalau ternyata bekal itu diperoleh orang tuanya dari hasil menjual perhiasan emas yang dimiliki.

Di Jakarta, Rudi mendaftar kuliah di Universitas Bina Nusantara, jurusan Komputer Akuntansi. “ Waktu itu lulus ujian masuk grade B, jadi biaya kuliahnya untuk tahun pertama 8,7 juta,” ungkapnya. Bekal Rp 10 juta yang awalnya dirasa cukup besar, ternyata di Jakarta tidak ada nilainya. “ Waktu itu, namanya juga anak baru lulus SMA duit 10 juta, sepertinya besar,”, ujarnya.

Dengan sisa uang yang ada sebesar Rp 1,7 juta, Rudi harus bisa bertahan hidup di Jakarta, karena ia punya komitmen tak akan lagi minta tambahan biaya dari orang tua. “ Uang segitu, dipakai untuk bayar kos dan biaya hidup,” ungkapnya. Rudi akhirnya mencoba bertahan hidup dengan bergabung di usaha MLM. “ Tiap hari, saya tawar-tawarkan barang, banyak ketemu orang untuk presentasi dan sebagainya,” ungkapnya.

Untuk menghemat biaya hidup, Rudi lebih sering makan mie instant. “ Saya beli mie, yang mereknya paling murah, kalau lagi dapat duit baru makan nasi padang,” kenangnya. Satu hal yang paling diingatnya adalah, Jika masak mie instant lebih dari satu porsi, ia selalu menyisakan dan menyimpan bumbu mie instant, dan saat benar-benar tak punya uang, Rudi pernah beli nasi putih sebungkus, yang dimakannya hanya dengan bumbu mie instant yang diseduh air panas.

Kesulitan hiduplah yang memotivasinya untuk maju. Usahanya bergabung di usaha MLM cukup berhasil. Rudi akhirnya bisa membayar sendiri uang kuliahnya saat masuk semester tiga.Rudi beberapa kali berhasil dapat bonus jalan-jalan ke luar negeri. Karena prestasinya Rudi juga kerap diminta jadi pembicara untuk memotivasi anggota lain. Kemampuannya berbicara di depan public dan memotivasi orang pun kian terasah.

Tahun 2007, Rudi memilih keluar dari bisnis MLM. Ia menganalisa dirinya dan merasa lebih tertarik memotivasi orang. “ Kalau terus di MLM paling saya jadi sales distributor saja, meskipun tingkatannya diatas,” ungkapnya. Rudi kemudian memperdalam kemampuannya memotivasi dengan membaca berbagai buku dan berani untuk investasi mengikuti berbagai seminar dan training dari guru-guru sukses, motivator dan trainer dari dalam maupun luar negeri, seperti Mr Andrew Ho, dan Billi P.S Lim, dan lain-lain.

Dua hal yang menggugah Rudi adalah saat melihat tagline sebuah seminar motivasi, yang menuliskan kalimat Maukah anda keliling Indonesia, tinggal di hotel mewah, dan dibayar pula. Hal lain yang menggugahnya adalah isi buku The Secret, yang saat itu baru masuk ke Indonesia. Saat itu Rudi, sudah memantapkan diri ingin jadi Motivator, dengan bayaran 10 juta untuk satu kali seminar.

Pengalaman pertama Rudi menjadi trainer motivasi yang dibayar, di luar lingkup perusahaan MLM, adalah saat diminta seorang teman yang bekerja di sebuah perusahaan asuransi terkemuka. Keinginannya terwujud, ia dibayar Rp 10 juta saat itu. Hasilnya memuaskan, para sales agen grup tersebut dari 25 peserta semua berhasil mencapai target, dan sebagian diantaranya mendapat bonus keluar negeri.

Selanjutnya Rudi mulai memproklamirkan diri sebagai Motivator ke public, mendirikan dan Young Enterprise sebagai wadahnya. Rudi juga membuka website, dan memanfaatkan situs jejaring social seperti Facebook, Twiter dan juga Blog untuk sarana publikasi. Rudi menyadari, di masa awal dimana orang belum banyak mengenalnya, orang akan mempetanyakan siapa Rudi Lim. Karena itu Rudi aktif sebagai penulis tetap di situs milik Andrie Wongso, motivator ternama, aktif juga sebaai kolumnis di www.andrewho-uol.com, University of Life, dan menjadi pengasuh rubric motivasi di www.bagansiapiapi.net.

Selanjutnya Rudi kerap menyelenggarakan seminar sendiri, atau dipanggil sebagai pembicara dan trainer di seminar motivasi. “ Saat awal-awal bikin seminar sendiri, saya tidak cuma jadi pembicara tapi semua saya urus sendiri, sampai cetak dan bagi brosur juga pernah saya lakukan sendiri,” ungkapnya. Kepiawaian Rudi melihat peluang, bekerjasama dengan berbagai pihak, memanfaatkan semua potensi yang ada, membuatnya makin dikenal. Ali