Aalia Kika Syafi’i Mustain, Alurkria Multimedia
Sebelum mulai dikenal sebagai wirausaha muda bidang desain, dan multimedia. Aalia Kika Stafi’i Mustain sehari-hari berdesakan di atas kereta Jakarta-Bogor sembari menenteng gitar akustik untuk mengamen. Ketertarikannya di bidang desain membuat hasil jerih payahnya mengamen yang berhasil ia sisihkan, lebih banyak ia gunakan untuk membeli buku dan rental warnet. Kini dengan bendera Alurkria Multimedia yang ia dirikan, Kika bisa mempekerjakan banyak karyawan, dan bisa menyisihkan sebagian pendapatannya untuk kegiatan sosial.
Malam itu, saat ditemui PK di kantornya di daerah Kelapa Dua, Depok. Kika bersama rekan-rekannya tengah mempersiapkan keberangkatan ke Ciwidey,
Aalia Kika Syafi’i Mustain, lahir dan dibesarkan di Batang, Jawa Tengah. Orang tuanya berasal dari keluarga pegawai negeri dan pedagang batik. Kika dididik dengan aturan-aturan yang ketat di keluarga. “ Positifnya, saya punya pengetahuan agama yang lumayan, tapi banyaknya aturan yang mengekang membuat saya memberontak,” ungkap Kika. Masuk SMA, Kika seakan baru melihat dunia luar yang sebenarnya, hal itu sempat membuatnya terjerumus pada narkotika. “ Tapi akhirnya saya berhasil keluar,” ujarnya.
Lulus SMA, Kika ke Yogya dengan tujuan awal kuliah. “ Sudah daftar dan lulus tes di ISI, tapi nggak ikut ospek, dicariin senior lalu nggak pernah masuk,” kenangnya.
Untuk bertahan hidup di Yogya, Kika yang tinggal bersama teman sekampungnya akhirnya mulai ngamen. “ Mau pulang malu, terlanjur bilang mau kuliah dan bisanya saat itu cuma main gitar,” ungkap Kika. Keputusan Kika tidak terus kuliah juga didasari kesadaran akan kemampuan orang tuanya.
Tahun 2000, Kika yang sebelumnya punya keinginan mengembangkan bakat dan terjun ke Industri musik, pergi ke
Awal 2001 Kika mulai tinggal di Depok, dan kegiatannya sehari-hari ngamen di dalam gerbong Kereta Api, Bogor-Jakarta. Saat itulah Kika mulai tertarik pada dunia disain. Uang hasil ngamen selalu ia sisihkan untuk membeli buku tentang desain dan rental warnet. “
Pergaulannya dengan para musisi senior tidak berhasil membawanya ke dunia rekaman, namun ada sebuah kesempatan emas yang tidak ia lewatkan. Saat itu ia ditawari mendisain cover kaset, yang diproduksi PT Irama
Sejak itu mulai muncul kepercayaan dirinya dan berani tawarkan diri untuk membuat brosur dan sebagainya, tapi ngamen masih tetap jalan karena order tidak tentu. Saat mulai banyak order, Kika pun mulai bisa menyisihkan uang untuk beli computer Tahun 2003, Kika mulai merasa harus membuat wadah untuk usahanya dan ia pun sudah tidak bisa lagi hanya bekerja sendiri. Akhirnya, tahun 2004 Alurkria mulai berdiri. “ Waktu itu buka di kampung saya di Batang, belum berani di
Tahun 2005 Kika mulai merasa jatuh cinta yang kedua kalinya pada Internet. Kali ini Kika mulai tertarik pada blog, tertarik tidak hanya menggunakan untuk mengisi dengan kata-kata, tapi juga source goodnya, dan mulai mempelajarinya. Kika kemudian mencoba-coba mendesain Website.
Kika sempat merambah ke
Awal keberuntungannya di bidang ini adalah saat ia mengikuti sebuah kompetisi logo sebuah perusahaan di sebuah situs asing, Kika memenangkan juara pertama, berhak atas hadiah 900 dolar dan dikontrak selama setahun untuk membuat disain website nya. Lepas kontrak Kika mulai sering membuat template-template untuk desain web, lalu menjualnya ke situs-situ luar negeri. “ Itu untuk dijual lagi dan lebih mahal, tapi saya tidak merasa rugi karena saya memang tidak tau bagaimana kalau harus menjual sendiri”, ungkap Kika.
Kini Alukria telah makin berkembang. Alurkria punya workshop di beberapa tempat, Cipayung, Pamulang, dan di Yogya. “ Disini untuk kantor saja, atau kalau ada kerjaan insidental yang harus cepat selesai,”ujar Kika.
Sejauh ini beberapa klien yang pernah menggunakan jasa Kika antara lain Djarum LA Lights, PT Ilham Malindo, JuventusIndonesia.com, Expovaganza, Domino, Telkomsel, proyek TI dari berbagai pemda (Bandung, Bali, Papua, Pamekasan, Kalimantan Timur), PLN dan masih banyak lagi.
Kika enggan menyebutkan apa yang sudah bisa didapat dari bisnisnya. Namun Kika yang juga aktif di kegiatan sosial. Sekarang sudah mendirikan Rumah Baca di Cianjur,
Kika juga punya usaha-usaha binaan di kampungnya, dan saat ini ia Saat ini Kika juga tengah punya kegiatan untuk memberdayakan kembali masyarakat korban lumpur Lapindo juga tengah punya kegiatan untuk memberdayakan kembali masyarakat korban lumpur Lapindo “Kalau semakin banyak kegiatan social yang bisa kita lakukan artinya Alurkria makin besar karena kegiatan tersebut dibiayai dari profit usaha yang sebagian memang dialokasikan untuk itu”, ungkapnya.. Ali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar